Alma K. Pongtuluran
(Politeknik Negeri Manado)
Abstract
This study aims to inventory the potential tourist submarine in the waters Malalayang-Two city of Manado, to be recommended as dive attractions in the city of Manado. This research is expected to provide input for the government, society, and all stakeholders, to develop tourism in the city of Manado. There are three main points Malalayang-Two dives in the waters, namely “Baraccuda”, “Terminal”, and “Boboca”. These spots are generally characterized by sandy and fast-flowing strong. There are several species of corals and exotic biota mini in these spots this dive. It is therefore advisable to develop a tourist submarine in waters Malalayang-Two predominately in adventure tourism.
Kata kunci: Malalayang, selam
Latar Belakang
Dewasa ini, pemerintah dan masyarakat kota Manado berupaya mengembangkan potensi wisata, dalam rangka mewujudkan visi kota Manado sebagai Kota Pariwisata Dunia. Salah satu strategi pengembangan yang dilakukan yakni mencari dan membangun objek dan daya tarik wisata (ODTW) baru. Lokasi-lokasi tertentu yang dianggap pantas dan berpotensi, dibangun dan dikembangkan. Upaya ini dilakukan dengan untuk menciptakan ODTW baru, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan objek kunjungan di kota Manado, dan diharapkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung karena luasnya spektrum inventory wisata yang dikembangkan di kota Manado.
Sebagai kota pantai, kota Manado pasti memiliki beberapa tempat yang sangat potensial dikembangkan sebagai ODTW baru, khususnya berkaitan dengan wisata bahari. Wisata bahari adalah aktivitas wisata yang dilakukan di lingkungan bahari. Wisata bahari dapat berupa penyelaman, snorkling, pengamatan biota, pemandangan, atau olahraga air yang lebih ditujukan untuk hiburan bukan prestasi. Meskipun demikian, umumnya wisata bahari lebih difokuskan pada aktivitas penyelaman, karena itu ODTW yang berhubungan dengan wisata bahari diartikan sebagai objek-objek penyelaman atau objek wisata selam.
Perairan Malalayang Dua merupakan satu lokasi yang dianggap terdapat potensi wisata selam. Perairan ini terletak di sebelah barat kota Manado, dengan panjang garis pantai mencapai 4 kilometer (Gambar 1). Beberapa komunitas telah menjadikan perairan ini sebagai pusat wisata selam di kota Manado. Namun demikian, perlu dilakukan inventarisasi potensi untuk mengetahui potensi sebenarnya yang dimiliki perairan ini, sehingga informasi tentang potensi wisata selam di perairan Malalayang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan menginventarisasi potensi wisata selam di perairan Malalayang-Dua kota Manado, untuk dapat direkomendasikan sebagai objek wisata selam di kota Manado. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi pemerintah, masyarakat, dan semua stakeholders, untuk pengembangan pariwisata di kota Manado.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 metode penelitian, untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pendapat Pakar digunakan untuk menginventarisasi potensi wisata selam. Pendapat Pakar adalah metode pengumpulan data yang mendokumentasikan pendapat sejumlah orang yang dianggap paling mengetahui permasalahan yang hendak dipecahkan (Arikunto, 2006). Sejumlah orang (Peneliti, Penyelam Profesional, Masyarakat Lokal) dimintai pendapat seputar keberadaan objek penyelaman di perairan Malalayang Dua. Pendapat sejumlah orang tersebut, kemudian didokumentasikan dan dicatat secara rinci dan terstruktur (diinventarisasi). Objek-objek yang berhasil terinventarisasi, kemudian diobservasi. Observasi adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati langsung sumber data (Arikunto, 2006).
Hasil dan Pembahasan
Di perairan Malalayang Dua setidaknya terdapat 3 titik (spot) utama penyelaman yang dapat direkomendasikan untuk wisata selam (Tabel 1). Tiga titik ini berada di sekitar 50-150 meter dari garis pantai (Gambar 2).
Tabel 1. Titik Penyelaman di Perairan Malalayang-Dua
No. Spot Lokasi Karakteristik
1. Baraccuda Perairan depan bekas Rumah Makan Baraccuda, sampai Pompa Bensin Malalayang. - berpasir
- terdapat beberapa jenis karang
- arus kuat
- dapat dijumpai biota eksotik mini
2. Terminal Perairan depan kompleks terminal Malalayang. - berpasir
- arus kuat
- dapat dijumpai biota eksotik mini
3 Boboca Perairan depan tugu Boboca di tapal batas kota Manado dan kabupaten Minahasa. - berpasir
- terdapat beberapa jenis karang
- arus sedang sampai kuat
- dapat dijumpai biota eksotik mini
Spot penyelaman pertama dapat disebut Baraccuda, sebab spot ini berada di perairan depan bekas rumah makan Baraccuda yang sudah dikenal masyarakat umum. Karakteristik spot ini berpasir, dapat dijumpai beberapa jenis karang yang membangun koloni dalam luasan tertentu. Di spot ini dapat dijumpai biota-biota eksotik yang berukuran kecil (mini). Arus air laut di spot penyelaman ini cukup kuat, sehingga perlu perhatian khusus untuk menyelam di lokasi ini. Spot penyelaman kedua disebut Terminal, karena lokasinya berada di perairan depan kompleks terminal Malalayang. Sama seperti spot penyelaman Baraccuda, di spot ini juga berarus kuat, berpasir, dan dapat dijumpai biota-biota eksotik mini. Spot penyelaman ketiga disebut Boboca, disesuaikan dengan lokasi spot ini yang berada pada perairan depan tugu Boboca yang ada di tapal batas kota Manado. Karakteristik spot ini berpasir, dengan kondisi arus sedang sampai kuat. Di spot ini juga dapat dijumpai beberapa jenis karang yang berkoloni dan biota-biota eksotik mini.
Objek wisata selam di perairan Malalayang Dua umumnya berkarakter arus kuat. Sebab itu, objek wisata selam ini dapat dipromosikan sebagai objek wisata yang menawarkan adventure tourism, apalagi dikombinasikan dengan eksistensi biota eksotik mini yang ada di perairan ini. Aktivitas menemukan biota eksotik mini, di tengah-tengah kondisi perairan yang berarus kuat, merupakan aktivitas wisata yang memerlukan ketrampilan khusus dan stamina, tapi juga menjadikan spot ini sebagai lokasi wisata yang menantang, karena itu spot-spot ini memenuhi unsur-unsur adventure tourism (Hunt, 1989). Kondisi objek seperti ini dapat menjadi produk wisata berkarakter khusus untuk menangkap segmen pasar tertentu. Kondisi ini sangat menguntungkan terutama dalam menyikapi segmentasi pasar yang sangat terfragmentasi seperti yang diungkapkan Kotler dkk. (2003).
Kondisi spot-spot penyelaman di perairan Malalayang-Dua sangat kontras dengan aksesibilitasnya. Akses ke lokasi ini sangat mudah, sebab meskipun berada di pinggiran sebelah barat kota, tapi masih dalam kawasan kota dengan melintasi jalan trans Sulawesi. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi rencana pengembangan. Lokasi dapat diakses dengan sangat mudah, tapi spot penyelaman menawarkan petualangan. Kontradiksi ini menjadi bahan promosi menguntungkan bagi objek wisata selam perairan Malalayang-Dua. Di samping itu, kondisi ini menjadi peluang bisnis bagi pusat-pusat pelatihan selam. Dapat saja dikembangkan pusat-pusat pelatihan selam di lokasi ini, sebagai persiapan menikmati petualangan mencapai spot-spot penyelaman.
Kesimpulan dan Saran
Terdapat tiga titik utama penyelaman di perairan Malalayang Dua, yaitu Baraccuda, Terminal, dan Boboca. Ketiga spot ini umumnya berkarakteristik berpasir, berarus kuat, serta terdapat beberapa jenis karang dan biota eksotik mini. Akses ke lokasi ini sangat mudah, namun spot penyelaman menawarkan aspek petualangan. Karena itu, perairan Malalayang-Dua berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata selam yang berkarakter adventure tourism.
Namun demikian, disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan kapasitas kegiatan wisata yang paling sesuai dengan daya dukung lokasi ini, dalam upaya konservasi. Selain itu, perlu dilakukan monitoring secara berkala kondisi setiap spot penyelaman untuk mengantisipasi perubahan lingkungan.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Bakosurtanal, 2010. Peta Provinsi Sulawesi Utara. Layanan Peta Digital.
Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. PK-SPL. IPB, Bogor.
Hunt, J. 1989. In Search of Adventure. Talbot Adair Press, New York.
Kotler, P., J. Bowen and J. Makens, 2003. Marketing for Hospitality and Tourism. Third Edition. Prentice Hall, New Jersey, USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar