Analisis Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Perkebunan Kelapa untuk Kawasan Agrowisata. (Sudi Kasus Perkebunan Kelapa di Areal Luak Bulilin Kabupaten Minahasa Tenggara).
Audy A. G. Supit
Diane Tangian
Abstract
Preferency and tourist motivation develop dynamic. Tendency of fulfile the need of specific objects like fresh air, beautiful view, traditional products even modern farm products and specific , shows the highgest increase. The tendency of tourist interest is a sign how high agrotourism demand is and also give change for developing agribisnis products, in area and farm product which have specific attraction. South west Minahasa is part of North Sulawesi Province, which have beautiful object and tourism attraction for developing coconut agrotourism activity. The conclusion of object potency and tourist attraction showing that an optimal exploited of that resources can be able to increase the prosperity of the society in this area.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Mayoritas wisatawan sekarang ini menginginkan pariwisata yang bersifat rekreasi plus. Dalam bentuk: 1). Mendapatkan pengalaman berwisata dalam suasana yang merefleksikan keunikan lingkungan setempat dan terpelihara secara lestari, 2). Interaksi aktif dengan masyarakat setempat untuk mengenal lebih jauh tentang budaya, adat istiadat, tradisi dan nilai-nilai sosial masyarakat (Sekartjakrarini, 2004).
Kecenderungan perubahan minat wisatawan ini merupakan sinyal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis, baik dalam bentuk kawasan maupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik (World Tourism Organization, 2000). Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, kenyamanan, dan keindahan alam. (Sutjipta, 2001)
Propinsi Sulawesi Utara merupakan daerah yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata, berupa wisata alam, wisata buatan, wisata sejarah, dan wisata seni dan budaya. Keunggulan pariwisata Sulut terletak pada obyek dan daya tarik wisata alam, dan yang menjadi produk unggulan adalah Taman Nasional Bunaken (TNB). Keindahan panorama bawah laut TNB telah dikenal dunia dan mampu menarik minat wisatawan mancanegara untuk mengunjunginya. Hal ini teridentifikasi dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mengunjungi Provinsi Sulawesi Utara, 80% mengunjungi Taman Nasional Bunaken. (Supit. A,. 2007)
Permasalahan yang terjadi adalah minimnya keberagaman tujuan wisata menyebabkan kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, hanya tertuju pada obyek dan daya tarik wisata Taman Nasional Bunaken. Hal ini dapat menyebabkan tekanan terhadap lingkungan obyek wisata Tamana Nasional Bunaken, yang dicitrakan sebagai capsule image pariwisata Sulawesi Utara akan semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan analisis penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata, yang bertujuan untuk menciptakan keberagaman tujuan wisata. Dengan adanya keberagaman tersebut mampu melindungi serta mencegah terjadinya degradasi lingkungan akibat jumlah kunjungan melebihi kapasitas daya dukungnya.
Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan.
1.2 Perumusan Masalah.
Minimnya keberagaman tujuan wisata akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan obyek wisata unggulan, yang diakibat tekanan jumlah kunjungan wisatawan yang melabih kapasitas daya dukungnya. Analisi penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata dimaksutkan untuk meningkatkan keberagaman tujuan wisata, serta pelestarian lingkungan obyek wisata unggulan akibat tekanan jumlah kunjungan yang melebihi kapasitas daya dukungnya.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai potensi obyek dan daya tarik wisata perkebunan kelapa di areal Luak Bulilin Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Menjadi sumber informasi mengenai nilai obyek dan daya tarik wisata perkebunan kelapa di areal Luak Bulilin Kec. Tombatu untuk dijadikan obyek agrowisata.
2. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi semua pihak terkait dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan dan pengembangan agrowisata.
3. Untuk menambah kepustakaan di bidang pariwisata.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata (ODTW). Penelitian ini dilakukan dengan metode survei (non experimental) melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, dan selanjutnya pengumpulan data ODTW dilakukan dengan cara observasi menurut Kusmayadi (2004). Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, dimana tahap pertama adalah melalui studi literatur untuk merumuskan penilaian potensi obyek dan daya tarik agrowisata, dan tahap kedua adalah melakukan analisis dan penilaian potensi ODTW.
2.2 Analisis Data.
Data yang diperoleh diolah melalui cara mentabulasikan, kemudian dilakukan analisis berdasarkan jenis dan tujuan penggunaan.
2.3 Analisis Penilaian Potensi
Analisis penilaian potensi ODTW dilakukan dengan cara menggunakan tabel kriteria penilaian ODTW Alam, yang disesuaikan berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Ditjen Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan tahun 2002.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya Tarik
Obyek wisata Danau Bulilin (Gambar 1) memiliki daya tarik dengan hasil penilaiannya adalah 81,25%. Hasil penilaian ini dimungkinkan karena objek wisata Danau Bulilin memiliki variasi pemandangan danau, pegunungan, perkebunan dan lembah serta keserasian warnah bangunan dalam obyek. Danau Bulilin memiliki udara yang sejuk, bebas polusi karena jauh dari pemukiman. Hasil penilaian menunjukan peluang bagi kawasan ini untuk pengembangan atraksi wisata yang beragam.
Gambar 1 a. Pemandangan Kabupaten Minahasa Tenggara
b. Pemandangan Danau Bulilin
Kadar Hubunga/Aksesbilitas
Akses yang sangat mudah dengan kondisi jalan yang baik menjadikan lokasi ini sangat potensial untuk dikembangkan, dengan hasil penilaiannya 84.84%. Kemudahan aksesibilitas lokasi ini didukung oleh jalan menuju obyek yang baik dengan jumlah kendaraan yang memadai, sehingga mempermudah wisatawan mencapai lokasi.
Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi dan Pelayanan Masyarakat
Hasil penilaian kondisi lingkungan sosek adalah 87.03% dimana hasil penilaian ini dipengaruhi oleh status pemilikan lahan yang berupa tanah milik perorangan dan adat. Tingkat kesuburan tanah sangat tinggi. Kondisi lingkungan sosial ekonomi adalah baik, dengan persepsi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata dilokasi ini sangat menunjang. Pelayanan masyarakat sangat baik dan ramah melayani pengunjung, namun yang menjadi kendalah adalah kemampuan berbahasa dimana pada umumnya masyarakat hanya menguasai bahasa daerah dan bahasa Indonesia sehingga nilainya hanya mencapai 75%.
Akomodasi, Prasarana dan Sarana Penunjang
Penilaian akomodasi, prasarana dan sarana penunjang yang berada radius 20 km dari objek didapatkan hasil yang kurang memuaskan yakni 33.33%. hal tersebut bisa di pahami karena Kabupaten MITRA merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran yang saat ini masih dalam taraf membangun infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum. Untuk itu kedepannya, ketersediaan fasilitas-fasilitas umum yang sangat lengkap serta sarana penunjang lainnya merupakan hal yang harus dikedepankan untuk membangun daya saing dan daya tarik bagi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Ketersedian Air Bersih
Ketersediaan air bersih sangat vital dalam pengembangan suatu daerah tujuan wisata. Danau Bulilin memiliki ketersediaan air bersih dengan hasil penilaian mencapai 96,66%. Sumber air bersih di Danau Bulilin adalah mata air pegunungan yang ketersediaannya sangat melimpah.
Keamanan dan Kondisi Iklim
Lokasi obyek wisata Danau Bulilin sangat jarang terjadi gangguan kamtibmas, tidak ada kepercayaan yang mengganggu dan bebas dari gangguan binatang berbahaya sehingga penilaiannya bisa mencapai 100%. Gangguan yang ada hanya dimungkinkan dari struktur tanah yang labil yang bisa saja terdapat pada lokasi ini karena letaknya pada daerah ketinggian atau daerah pengunungan. Pada umumnya keadaan iklim di Kabupaten Minahasa Tenggara sangat menunjang untuk lokasi obyek wisata dengan nilai indeks mencapai 90%, sehingga waktu untuk berkunjung di lokasi wisata dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa dibatasi oleh kondisi iklim tertentu.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Agrowisata Kelapa
1. Obyek agrowisata tidak hanya terbatas kepada obyek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi obyek wisata yang menarik.
2. Cara-cara bertanam kelapa, acara panen kelapa, pembuatan gula aren, serta cara-cara penciptaan varietas baru kelapa merupakan salah satu contoh obyek yang kaya dengan muatan pendidikan.
3. Cara pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang dapat dijual kepada wisatawan disamping mengandung muatan kultural dan pendidikan juga dapat menjadi media promosi, karena dipastikan pengunjung akan tertarik untuk membeli gula merah yang dihasilkan pengrajin.
Penilaian ODTW Danau Bulilin
• Dari hasil penilaian 10 kategori potensi daya tarik wisata di Danau Bulilin, secara keseluruan hasil yang di dapat adalah 86,61%. Adapun hasil tersebut menunjukan potensi yang tinggi untuk di kembangkan suatu kegiatan wisata yang tentunya kekuatan ODTW kawasan tersebut dikategorikan layak sebagai destinasi wisata darat dan berpotensi di kembangkan Agrowisata kelapa.
• Ada 2 kategori yang menjadi titik lemah kawasan tersebut yakni kategori Akomodasi (radius 15 km dari obyek) dan pelayanan masyarakat. Tentunya kelemahan ke-2 kategori tersebut harus menjadi perhatian untuk dikembangkan. Adapun kategori pelayanan masyarakat yang menjadi titik lemah penilaian adalah penguasaan bahasa, harus menjadi perhatian khusus Pemerintah dan stakeholder pariwisata.
Saran
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan wisata agro kedepan sangat besar, terutama berkaitan dengan kesiapan SDM, promosi dan dukungan prasarana pengembangan. Untuk itu diperlukan langkah bersama antara pemerintah, pengusaha wisata agro, lembaga terkait dan masyarakat. Upaya terobosan perlu dirancang untuk lebih meningkatkan kinerja dan peran wisata agro.
V. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, 2002. Kriteria Standar Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis daerah Operasi). Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan Bogor.
Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Gramedia. Jakarta.
Sekartjakrarini, S. 2004. Ekowisata: Konsep Pengembangan dan Penyelenggaraan Pariwisata Ramah Lingkungan. Makalah Kuliah Umum Masalah Pembangunan dan Lingkungan Program S3. Program Studi PSL-IPB, 15 Mei 2004.
Supit. A,. 2007. Dampak Kunjungan Wisata Terhadap Perubahan Kondisi Terumbu Karang Utara. IPB Bogor.
Sutjipta, I Nyoman. 2001. Agrowisata.Magister Manajemn Agribisnis. Universitas Udayana.[Diktat].
World Tourism Organization, 2000. Tourism Trends.Madrid. http://www.gdnet.org. [13 Juni 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar